Strengthening Entrepreneurship in UMKM in Hendrosari Village, Gresik Regency, Indonesia Through a Bumdes-Based Entrepreneurship Workshop to Improve Competitiveness in The Digital Era
Keywords:
UMKM, Inovasi Produk, Pemasaran Digital, BUMDes, Daya SaingAbstract
Desa Hendrosari, Kabupaten Gresik, memiliki potensi ekonomi yang besar melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berbasis sumber daya lokal, terutama buah lontar. Namun, UMKM di desa ini masih menghadapi berbagai kendala, seperti kurangnya inovasi produk, keterbatasan strategi pemasaran digital, dan desain kemasan yang kurang menarik. Untuk meningkatkan daya saing UMKM, Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) berbasis Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) diterapkan dengan pendekatan strategis yang mencakup pelatihan inovasi produk, pemasaran digital, peningkatan desain kemasan, dan optimalisasi peran BUMDes dalam mendukung distribusi serta pemasaran produk. Metode pelaksanaan program ini terdiri dari workshop inovasi produk berbasis buah lontar, pelatihan pemasaran digital, peningkatan kualitas kemasan, serta pendampingan usaha melalui BUMDes. Evaluasi program dilakukan dengan observasi, wawancara, survei kepuasan peserta, serta monitoring perkembangan usaha sebelum dan sesudah pelatihan. Hasil program menunjukkan adanya peningkatan inovasi produk, di mana UMKM mulai mengembangkan berbagai varian baru berbasis lontar, seperti sirup, selai, dan produk kosmetik. Dalam aspek pemasaran, lebih dari 80% peserta mulai memanfaatkan platform digital, yang berkontribusi pada peningkatan transaksi online sebesar 40% dalam dua bulan setelah pelatihan. Peningkatan kualitas kemasan juga berdampak signifikan terhadap daya jual produk, dengan harga jual meningkat hingga 30%. Selain itu, optimalisasi peran BUMDes dalam pemasaran kolektif turut memperluas jangkauan pasar UMKM. Kesimpulannya, PKM berbasis BUMDes terbukti efektif dalam meningkatkan daya saing UMKM melalui inovasi produk, transformasi pemasaran digital, serta penguatan ekosistem bisnis desa. Program ini dapat menjadi model pemberdayaan ekonomi lokal yang berkelanjutan untuk desa wisata lainnya.
